MARI
Sutardji Calzoum Bachri
Mari pecahkan botolbotol
Ambil lukanya
Jadikan bunga
Mari pecahkan tik-tok jam
Ambil jarumnya
Jadikan diam
Mari pecahkan pelita
Ambil apinya
Jadikan terang
Kembalikan asalnya
Jadikan jalan
Mari kembali
Pada Adam
Sepi pertama
Dan duduk memandang
Diri kita
Yang telah kita punahkan
Ada dan tiada
Yang disediakan Adam pada kita
Puisi yang berjudul “MARI” ini bermakna sangat dalam. Soetardji memberikan kata-kata yang indah dan sangat menyentuh. Soetardji memotivasi pembaca ataupun pendengar untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian.
“Mari pecahkan botolbotol ambil lukanya jadikan bunga”
Berarti kita dapat mengubah sesuatu yang buruk (luka) menjadi lebih indah seindah bunga. Hidup tak selalu berjalan mulus. Selalu ada batu-batuan yang menghalangi langkah mulus itu. Maka dari itu, alihkan bebatuan itu dengan kesabaran dan ketulusan hati agar semuanya berjalan dengan baik.
Mari pecahkan tik-tok jam ambil jarumnya jadikan diam”
Berarti ketika kita merasakan ada perkataan orang yang tak baik tentang kita, buktikan bahwa kita benar. Buktikan bahwa semua yang mereka katakan kepada kita itu salah. Jadikan semua itu sebagai semangat ‘tuk jadi yang lebih baik lagi.
“Mari pecahkan pelita ambil apinya jadikan terang”
berarti mengembalikan semangat yang dulunya telah padam. Kehidupan ini akan berjalan dengan bekal keterangan jiwa. Kita tak tahu kapan kehidupan ini akan berakhir, maka dari itu lakukan yang terbaik untuk kehidupan yang fana’ ini.
“Mari patahkan rodaroda kembalikan asalnya jadikan jalan”
berarti sesuatu yang sudah terlanjur tak dapat kembali lagi, tetapi kita dapat memperbaikinya bahkan menjadikannya lebih baik dari sebelumnya.
“Mari kembali kepada Adam sepi pertama dan duduk memandang diri kita yang telah kita punahkan ada dan tiada yang disediakan Adam pada kita”
Sutardji mengajak pembaca ataupun pendengar untuk mengintropekasi diri. Melihat sesempurna apakah diri kita? Unruk memperbaiki apa yang selama ini kita lakukan. Kembali kepada Adam berarti kembali kepada kebaikan.
Menusia diciptakan sebagai makhluk yang berakal tetapi manusia juga tidak luput dari kesalahan. Sesempurna apa manusia itu, pasti pernah mengalami keterpurukan. Maka dari itu, puisi Sutardji ini dapat menggugah hati untuk mengubah diri menjadi yang lebih baik dengan belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan dan agar tidak pernah masuk di lubang yang sama.
Puisi “MARI” dituliskan dalam bahasa yang halus dan dapat dimengerti daripada sajak-sajak Sutardji yang lainnya. Penulisan puisi yang bermakna dalam dan unik dapat menarik pembaca. Penyusunan kata yang unik dan selalu memotivasi pembacanya. Tak heran jikalau Sutardji Calzoum Bachri dijuluki sebagai “Presiden Pujangga Indonesia”.
NB : Essai pertama yang saya tulis kelas XII SMA.. :)
1 komentar:
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yg tanda tanya,"tanpa kita mengerti,tanpa kita bs menawar, terimalah dan hadapilah.
-GIE-
Esainya bagus,trkadang bnyak orang tak brani mengekspos makna/pengalaman kehidupan mereka,ntah krn gengsi/malu msh menjdi tanda tanya, pdahal dsisi lain hal it bs menjadi motivasi bg org lain dskitarnya.
Jempol buat karyamu...
Izin...koleksi ya? :)
Posting Komentar