Jumat, 03 Juni 2011

Menemukan Arti dari Setiap Inci Kehidupan


MARI

                                                                                     Sutardji Calzoum Bachri

Mari pecahkan botolbotol
Ambil lukanya
                        Jadikan bunga

Mari pecahkan tik-tok jam
Ambil jarumnya
                        Jadikan diam

Mari pecahkan pelita
Ambil apinya
                        Jadikan terang

Mari pecahkan rodaroda
Kembalikan asalnya
                                    Jadikan jalan

Mari kembali
                        Pada Adam
                        Sepi pertama
                        Dan duduk memandang
                                    Diri kita
                                                Yang telah kita punahkan
                                                            Ada dan tiada
                                                Yang disediakan Adam pada kita

Puisi yang berjudul “MARI” ini bermakna sangat dalam. Soetardji memberikan kata-kata yang indah dan sangat menyentuh. Soetardji memotivasi pembaca ataupun pendengar untuk selalu mengambil hikmah dari setiap kejadian.

“Mari pecahkan botolbotol   ambil lukanya   jadikan bunga”
Berarti kita dapat mengubah sesuatu yang buruk (luka) menjadi lebih indah seindah bunga. Hidup tak selalu berjalan mulus. Selalu ada batu-batuan yang menghalangi langkah mulus itu. Maka dari itu, alihkan bebatuan itu dengan kesabaran dan ketulusan hati agar semuanya berjalan dengan baik.

Mari pecahkan tik-tok jam   ambil jarumnya   jadikan diam”
Berarti ketika kita merasakan ada perkataan orang yang tak baik tentang kita, buktikan bahwa kita benar. Buktikan bahwa semua yang mereka katakan kepada kita itu salah. Jadikan semua itu sebagai semangat ‘tuk jadi yang lebih baik lagi.

“Mari pecahkan pelita   ambil apinya   jadikan terang”
berarti mengembalikan semangat yang dulunya telah padam. Kehidupan ini akan berjalan dengan bekal keterangan jiwa. Kita tak tahu kapan kehidupan ini akan berakhir, maka dari itu lakukan yang terbaik untuk kehidupan yang fana’ ini.

“Mari patahkan rodaroda   kembalikan asalnya   jadikan jalan”
berarti sesuatu yang sudah terlanjur tak dapat kembali lagi, tetapi kita dapat memperbaikinya bahkan menjadikannya lebih baik dari sebelumnya.

“Mari kembali kepada Adam   sepi pertama   dan duduk memandang   diri kita   yang telah kita punahkan   ada dan tiada   yang disediakan Adam pada kita”

Sutardji mengajak pembaca ataupun pendengar untuk mengintropekasi diri. Melihat sesempurna apakah diri kita? Unruk memperbaiki apa yang selama ini kita lakukan. Kembali kepada Adam berarti kembali kepada kebaikan.

            Menusia diciptakan sebagai makhluk yang berakal tetapi manusia juga tidak luput dari kesalahan. Sesempurna apa manusia itu, pasti pernah mengalami keterpurukan. Maka dari itu, puisi Sutardji ini dapat menggugah hati untuk mengubah diri menjadi yang lebih baik dengan belajar dari kesalahan yang pernah kita lakukan dan agar tidak pernah masuk di lubang yang sama.
           
            Puisi “MARI” dituliskan dalam bahasa yang halus dan dapat dimengerti daripada sajak-sajak Sutardji yang lainnya. Penulisan puisi yang bermakna dalam dan unik dapat menarik pembaca. Penyusunan kata yang unik dan selalu memotivasi pembacanya. Tak heran jikalau Sutardji Calzoum Bachri dijuluki sebagai “Presiden Pujangga Indonesia”.

NB : Essai pertama yang saya tulis kelas XII SMA.. :)

1 komentar:

Irfan Santoso mengatakan...

Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yg tanda tanya,"tanpa kita mengerti,tanpa kita bs menawar, terimalah dan hadapilah.
-GIE-

Esainya bagus,trkadang bnyak orang tak brani mengekspos makna/pengalaman kehidupan mereka,ntah krn gengsi/malu msh menjdi tanda tanya, pdahal dsisi lain hal it bs menjadi motivasi bg org lain dskitarnya.
Jempol buat karyamu...
Izin...koleksi ya? :)

Posting Komentar